Active Viewing and Passive Viewing


Passengers adalah film original screenplay keluaran tahun 2016 yang disutradarai oleh Morten Tyldum yang juga menyutradarai The Imitation Game (2014).

Film ini menuai respon buruk dari kritikus film dan bahkan teman-teman saya juga, tapi menurut saya film ini tidak separah itu. Memang kadang kesannya dragging dan gak konsisten tapi saya menghargai kalau ini adalah original screenplay bukan adaptasi dari komik, novel atau media lain.
Masalahnya adalah Passenger bukan film ancur-ancuran kayak omongan orang, masalah utamanya satu:

Film ini sangat gampang diprediksi.

Lalu pertanyaan saya begini, bisa gak kita memperbaiki Passengers dengan ngasih hanya sedikit perubahan?

Film ini bercerita tentang Jim Preston (Chris Pratt) yang terbangun 90 tahun lebih awal dari hibernasi di pesawat luar angkasa Avalon yang dalam perjalanan ke sebuah planet koloni. Di tengah jalan pesawat ini mengalami malfungsi di sana-sini dan kerusakan ini lah yang menyebabkan pod hibernasi Jim tidak berfungsi.

Merasa terisolasi karena tidak ada teman lain selain bartender robot bernama Arthur (Michael Sheen) karena penumpang pesawat lain yang masih berhibernasi dan juga dia tidak bisa kembali hibernasi setelah bangun dari pod-nya.

Jim kemudian membangunkan Aurora Lane (Jennifer Lawrence) dan akhirnya mereka menjalani kisah romansa a la The Notebook di luar angkasa namun akhirnya Aurora tahu kalau Jim yang membangunkan dia dari hibernasinya bukan karena kesalahan pod-nya. Dari sini plot Passengers menemui jalan buntu.

Kenapa begitu? Karena kita tidak diberikan subtext yang menarik dari narasi yang ditampilkan. Kita mendapat apa yang kita lihat, tidak diberi ajakan untuk menerka-nerka sendiri apa yang terjadi di dunia yang ditayangkan.

Dari awal kita disuguhi dengan perjalanan Jim Preston yang lucu, karismatik, dan secara keseluruhan sangat mudah mendapat simpati dari penonton. Dari dia terbangun dari hibernasinya, mengeksplorasi seluk-beluk Avalon, bersenang-senang melakukan berbagai kegiatan di sana, bertemu Arthur, mencari tahu kalau banyak malfungsi di Avalon dan mencoba memperbaiki pesawat dengan usaha sendiri, depresi berat karena terisolasi selama satu tahun, sampai dia memutuskan untuk membangunkan Aurora.

Dengan membangunkan Aurora, menyeret Aurora ke nasib yang sama, terjebak di Avalon sampai mati, hanya demi ada yang menemani. Jim tidak bilang kalau dia yang membangunkan dan bertingkah seolah-olah pod Aurora juga mengalami malfungsi. 

Tindakan yang harusnya kita sadar adalah egois ini tidak kita hiraukan karena kita sudah menghabiskan sekitar 30 menit dalam film untuk mengenal Jim dan karakternya sehingga kita malah lebih simpatis dengan tindakannya.

Sampai sini, semua informasi dilontarkan ke penonton sehingga kita hanya melakukan passive viewing tanpa harus merasa deg-degan atau mengira-ngira. Dan sampai sini sudah ketauan kalo pilihan di ending-nya cuma dua:

1. Aurora memaafkan Jim
2. Jim mati mengorbankan diri

Sayangnya ini film romance sehingga mereka tidak bisa bikin Jim mokat jadi pilihannya ya, Aurora maafin si Jim.

Coba kalau kita ubah susunannya dengan men-skip semua sequence yang sama Jim dan langsung ke bagian Aurora yang bangun dari hibernasinya.

Keep in mind kalau apa yang saya lakukan ini tidak mengubah aspek apapun dari film ini dan cuma merubah susunan strukturnya.

My Rearranged Version:

Aurora bangun dari tidurnya, dia melihat keadaan sekitar, dan tidak ada orang lain yang bangun selain dia di ruangannya. Lalu dia keluar dan memanggil-manggil siapapun yang bisa mendengar dia, dan lalu dia bertemu satu-satunya orang lain yang bangun di seluruh pesawat: Jim.

Perhatikan bagaimana keadaan seperti ini secara drastis merubah mood dan atmosfer film. Karena kita melihat keadaan dari mata Aurora, kita ikut bingung dan takut melihat dia sendirian lalu semakin was-was ketika bertemu dengan Jim karena kita tidak tahu seperti apa karakter dia.

Apakah dia mau membantu? Apakah dia orang baik?Apakah dia tahu penyebab Aurora bangun? Apa yang terjadi di pesawat ini? Keadaan jadi lebih creepy dan emosi yang ditawarkan jadi bertambah karena kita sebagi penonton harus mulai mencerna dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi.

Saya sempat mengatakan kalau si Jim berusaha memperbaiki Avalon sendiri dan hasilnya dia mempreteli beberapa bagian pesawat seperti ditunjukkan di film. Kalau kita, and in extent Aurora, tidak tahu kalau Jim berusaha memperbaiki pesawatnya kita akan bertanya-tanya. Kenapa banyak besi berserakan? Diapakan sama Jim kok bisa rusak begini? Dia tahu apa tentang keadaan di sini? 

Pertanyaan-pertanyaan ini makin memberi beban di tiap adegan karena kita tidak tahu mana yang harus kita percaya. Lalu, saat Aurora tahu bahwa Jim yang membangunkan dia setelah mereka melalui adegan-adegan romantis seperti di film, kita benar-benar merasakan emosi dan pengkhianatan Jim terhadap Aurora dan terhadap penonton sehingga adegan itu menjadi lebih efektif.

Lalu barulah ketika adegan tadi berlalu kita diberi eksposisi melalui Jim bahwa dia kesepian terisolasi selama satu tahun dan sebagainya seperti di awal film. 

Namun, karena adegan ini ditaruh belakangan kita tidak akan cepat memaafkan tindakan Jim, kita mengerti kenapa dia melakukannya tapi reaksi kita akan lebih variatif tergantung persepsi kita masing-masing ketimbang hanya merasa simpatis terhadap Jim.

Lalu, barulah kita masuk ke klimaks dimana Jim dan Aurora harus berkerja sama untuk memperbaiki Avalon kalau mereka dan penumpang lain mau selamat. Tapi karena kita tahu apa yang dilakukan Jim terhadap Aurora, kita jadi merasa ada beban saat melihat Aurora harus bekerja sama dengan orang yang membuat dia harus bangun dari hibernasinya. Meskipun, adegan yang ditampilkan sama, emosi yang dirasakan penonton berbeda-beda.

Dari sini saya sudah tidak punya usulan sih karena menurut saya ending-nya tetap bermasalah meskipun susunannya dirubah. Namun, bisa dilihat kan dari merubah hal kecil seperti ini, narasi yang ditampilkan menjadi jauh lebih menarik dan efektif karena kita sebagai penonton diajak untuk menonton secara aktif menerka-nerka informasi dalam dunia film itu sendiri ketimbang pasif hanya menerima eksposisi dari para karakter.

Inilah yang membedakan film yang oke dan film yang bagus.

Film yang bagus akan menghormati penonton dan mengajak mereka ikut menjelajah dunia yang ditampilkan tanpa harus disuapi berbagai apa yang harus kita mengerti dan rasakan saat menonton.
Kita pun sebagai penonton juga baiknya lebih sering mencoba memahami dan menafsir film dengan lebih teliti ketimbang nonton film hanya demi liat cantiknya Jennifer Lawrence dan gantengnya Chris Pratt.

Well, semoga kita bisa lebih asik nonton film mulai sekarang.

No comments:

Post a Comment